Sabtu, 07 Juli 2018

Suplemen vitamin untuk si kecil, perlu ngga sih?




Bunda, ada informasi menarik untuk kita nich, moga - moga berguna ya...? ^_^

Bila ada buah hati balita yang cenderung langsing, pasti deh sang ibu pernah diberondong pertanyaan-pertanyaan – yang sekali dua kali masih bisa diacuhkan, namun lama-lama bisa bikin gusar juga – entah dari orang tua, mertua, saudara, atau teman. Seperti, \"Susah ya maemnya\", \"Minum susunya banyak gak?\", \"Vitaminnya apa?....lho kok gak diberi vitamin? Kasih dong, biar doyan makan dan minum susu.......\". Kok, seperti ada aturan tak tertulis bahwa si kecil-buah hati seyogyanya mengkonsumsi vitamin tambahan, ya?! Tambahan lagi, kini ini ayah dan ibu ’dibombardir’ oleh pelbagai iklan suplemen yang masing-masing mengklaim paling tokcer meningkatkan nafsu makan, kekuatan bendung tubuh si kecil, dsb.
https://vitaminuntukanak3.shutterfly.com/
Apa sih fungsi sesungguhnya dalam tubuh manusia? Lalu, apakah bayi dan buah hati-si kecil ’patut’ mengkonsumsi suplemen vitamin?

Fungsi suplemen – bagus vitamin ataupun mineral – sejatinya hanya lah untuk melengkapi (seandainya ada) kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Jadi suplemen vitamin sama sekali tak bisa dipakai untuk menggantikan vitamin alami (yang didapat dari makanan). Satu tipe makanan mempunyai kombinasi beragam macam vitamin dan zat-zat lain (seperti nutrisi utama, mineral, hingga antioksidan) yang dibutuhkan oleh tubuh. Seumpama, jeruk tak hanya kaya akan vitamin C, tetapi juga ada asam folat, kalsium, dan serat; lalu telur selain tinggi protein juga mengandung vitamin D, E, malahan A dan B.

Fungsi Vitamin Bagi Tubuh
Sebelum berpolemik perihal perlu tidaknya suplemen bagi buah hati, sebaiknya ayah dan bunda tahu lebih dahulu apa sebetulnya fungsi vitamin bagi tubuh. Vitamin, bersama-sama dengan mineral, ialah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil melainkan asupannya sepatutnya teratur dan dalam jumlah yang tepat, supaya tubuh bisa tumbuh dan berfungsi secara normal. Bermacam pelaksanaan biologis tubuh membutuhkan vitamin supaya bisa bekerja dengan bagus, seperti pertumbuhan, proses pencernaan, kesigapan mental dan ketahanan tubuh kepada infeksi. Dalam cara kerja-progres hal yang demikian vitamin berfungsi sebagai katalis untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Beberapa besar ragam vitamin memang tak diproduksi sendiri oleh tubuh, selain vitamin K yang diciptakan oleh bakteri ’bagus’ yang ada dalam usus. Jadi, memang wajib ’diambil’ dari luar. Sumber terbaik untuk vitamin (dan mineral) merupakan makanan. Itulah kenapa pola makan manusia, bagus si kecil-buah hati ataupun dewasa, mesti bermacam-macam dan setara - pantas dengan piramida makanan. Tak lain, supaya tubuh mendapat asupan vitamin secara komplit.

Kekurangan vitamin membikin tubuh tak bisa ’bekerja’ sebagaimana mestinya. Secara bagi si kecil-buah hati, kekurangan vitamin menyebabkan pertumbuhan mereka terganggu. Melainkan, kelebihan asupan vitamin pun bukannya tak beresiko bagi kesehatan. Kelebihan vitamin yang larut air, seperti vitamin C, biotin, thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), pyridoxine (B6), asam folat (B9) dan cobalamin (B12) , memang akan dibuang melewati urine. Namun ini juga berarti membikin ginjal bekerja lebih keras. Sementara kelebihan vitamin yang larut lemak (vitamin A, D, E, K) akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh dan hati. Akumulasi lebihan vitamin ini bisa menjadi racun bagi tubuh.

Lalu, kapan ketika yang ideal untuk memberikan suplemen vitamin?
Ketika si kecil memang membutuhkannya. Apabila selera makan buah hati cukup luas dan menu hariannya komplit, pemberian suplemen vitamin hakekatnya tak perlu. Si baru dikatakan membutuhkan suplemen vitamin sekiranya; Kecil tak memperoleh asupan vitamin yang cukup. Misalnya, si kecil mengalami gangguan perembesan zat nutrisi atau buah hati picky eater (sempit selera makannya).

Buah sedang sakit. Dikala si kecil sakit, tubuhnya membutuhkan lebih banyak zat nutrisi dari lazimnya. Padahal buah hati yang sakit cenderung kurang menyukai makan, walhasil asupan gizinya (termasuk vitamin) berkurang. Pada keadaan seperti itu, tubuh si kecil perlu ’dibantu’ dengan memberikan suplemen vitamin. Hati yang sedang dalam pengobatan TBC seumpama, perlu dikasih suplemen vitamin untuk menolong pelaksanaan penyembuhan.

Si yang baru sembuh dari sakit, bisa diberi suplemen. Tetapi kalau situasi kesehatan buah hati makin membaik, pemberian suplemen sebaiknya dikurangi dan dihentikan dikala si kecil telah benar-benar sehat dan selera makannya kembali normal.

Kecil picky eater, susah/tak mau makan, kurus atau berat badan susah naiknya, sesungguhnya juga tak bisa diwujudkan ’pembetulan’ untuk memberikan suplemen vitamin secara rutin. Karena suplemen bukan the real solution bagi situasi sulit-permasalahan hal yang demikian. Langkah utama yang seharusnya dicapai bapak dan ibu yaitu berupaya supaya selera makan buah hati menjadi luas, mencari penyebab si kecil menjadi susah/tak berkeinginan makan, atau mencari tahu kenapa berat badan buah hati susah naik. Untuk sementara, kekurangan vitamin dalam tubuh si kecil memang bisa dipenuhi via suplemen, sambil orang tua berupaya memecahkan masalah sebetulnya.

Sama seperti orang dewasa, bayi dan buah hati-si kecil juga punya preferensi kepada variasi-tipe makanan. Seandainya buah hati hanya terkadang menjadi picky (siapa tahu ia sedang ingin makanan yang menyegarkan, misalnya...?), padahal secara lazim selera dan pola makannya bagus, rasanya terlalu berlebihan jikalau ayah dan ibu kuatir si kecilnya akan kekurangan vitamin. Menganggap suplemen bisa meningkatkan nafsu makan si kecil juga tak rasional.

Suplemen vitamin bukan untuk meningkatkan nafsu makan buah hati, karena memang tak ada vitamin yang membikin si kecil jadi doyan makan. Banyak unsur yang menyebabkan buah hati menjadi susah/tak mau makan. Mungkin si kecil bosan dengan menu hariannya, berkeinginan tumbuh gigi, sedang ada problem psikologis, atau sedang sakit. Buah yang mengalami gangguan jantung atau terkena silent ISK (infeksi saluran kemih), juga bisa mengalami gangguan selera makan atau susah naik berat badan. Sekiranya keadaan kesehatan buah hati bagus, otomatis selera makannya malah akan bagus.

Pertumbuhan si kecil, umumnya diamati dari penambahan berat dan tinggi badan buah hati. Karenanya tak heran, bila ayah dan bunda jadi cemas apabila berat badan buah hatinya tak/susah naik. Melainkan, si kecil langsing malahan belum tentu mengalami kurang nutrisi, lho. Selain memperhatikan grafik pertumbuhannya, bapak dan ibu juga semestinya mengamati perkembangan buah hati. Meskipun kenaikan berat badan si kecil tak signifikan (atau pun tetap), namun tinggi badannya naik dengan signifikan, kesanggupan motorik kasar dan halusnya bagus, juga perkembangan otaknya meningkat kencang, karenanya hakekatnya orang tua belum perlu untuk kuatir. Bisa jadi buah hati cenderung langsing dan tinggi karena faktor keturunan. Selain itu, ayah dan ibu juga perlu memandang gerak tubuh si kecil sehari-hari. Hati yang amat aktif, tentu saja menghabiskan lebih banyak tenaga. Wajar lah seandainya berat badannya jadi susah naik, atau kalaupun naik sedikit sekali.
Kalau Si Membutuhkan Suplemen, Tipe Apa Khusus Aman?

Terutamanya paling bagus tentu memberikan suplemen vitamin cocok dengan kebutuhan buah hati, maksudnya sekiranya si kecil kekurangan vitamin D, berikan lah vitamin D. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu dengan dokter. Lebih-lebih bagi bayi, apalagi yang masih ASI eksklusif, ayah dan bunda jangan sembarangan memberikan suplemen vitamin tanpa saran dokter. Akan jauh lebih bagus kalau ibu memakai pola makan sehat dengan nutrisi berimbang, supaya kualitas ASI yang diproduksinya menjadi lebih bagus, daripada mengambil jalan pintas dengan memberikan suplemen vitamin. Karena, ASI telah mengandung vitamin dan mineral dalam komposisi yang komplit. Jadi, ibu-ibu yang masih menyusui -lebih-lebih yang masih memberikan ASI eksklusif- tak perlu cemas si kecil kekurangan vitamin dan mineral.

Kalaupun bapak dan ibu ingin memberikan suplemen vitamin kepada si kecilnya, berdasarkan AAP (American Academy of Pediatrics) 1 dosis suplemen multivitamin per hari tak membahayakan. Dengan catatan, tiap dosis suplemen hal yang demikian tak melebihi angka kecukupan nutrisi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan itu hanya untuk satu macam vitamin atau mineral.  jangan pilih suplemen yang mempunyai kandungan megadosis (dosis besar).  idealnya, suplemen multivitamin itu (patut) kandungannya lebih rendah dari AKG (angka kecukupan nutrisi).

Bagi buah hati batita, lebih aman suplemen multivitamin yang berbentuk cair karena tablet kunyah berpotensi membikin si kecil tersedak. Jangan sekali-kali berbohong kepada buah hati dengan mengatakan suplemen vitamin sebagai permen, karena ini akan menunjang si kecil mau mengkonsumsi semaunya. , simpan suplemen di tempat yang tak bisa dijangkau buah hati. Perlakukan suplemen vitamin layaknya obat.

Satu hal yang sepatutnya orang tua ingat, vitamin bukan satu-satunya yang dibutuhkan oleh tubuh. Sungguh ironis jikalau ayah dan ibu semacam itu getol memberi buah hatinya suplemen, dengan alasan supaya kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, tetapi tak berupaya untuk membenarkan pola makan si kecil. Karena vitamin dan mineral akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat nutrisi utama seperti karbohidrat, protein (hewani dan nabati), ataupun lemak. (EG)
Referensi
Nutrisi
https://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi

Kamis, 05 Juli 2018

The Health Insurance Crisis in



 America

Many schools and employers require an official doctors excuse When someone wishes to have a day off and still get credit for this day. An Interesting and sad feature of the current medical insurance crisis in America is That lots of individuals are choosing to use a fake doctors note rather than visiting a medical professional. The Expense of a real doctors excuse for work or college  Is just too high and therefore worth the risk.



How has the U.S. arrived in a place where a hardworking citizen could Choose to Use a fake doctors excuse as opposed to go to the physician? It can all be tracked   Nearly every other developed nation set Policies in place to form their health care systems. Most world forces in the   Rather, it allowed the Healthcare sector to evolve organically and frequently without checks and balances.

https://doctorsnote3.shutterfly.com/doctorsexcuse

Some point to the Affordable Care Act as a social policy, and while true, it's  Maybe too little too late. Many consider it a half-measure, and a lot of what It could do right was frequently undermined by partisanship.  U.S. and one which the ACA sought to alleviate is that health insurance is  Individuals That Are self-employed or outside of work may not Have access to affordable medical care. People working but in low-paying Jobs may not have access .



The Main reason why Someone may opt to get a fake doctors excuse for work is The cost is just too high.  Average person, it could be more economical to take an unpaid day off than to choose a paid Day off by getting a formal physicians note. There are many reasons why medical Care costs so much, but a top reason is that the sheer number of uninsured citizens.

Community Health Centers

In the end, community health centers are intended as a safety net. The Issue is That there are not enough of them. Those that exist are understaffed and overstressed. Individuals can get notes from these facilities for free or at a Reduced cost, but unless they know in advance that they'll be sick, there's  Almost no chance that they get an appointment within a suitable time period
References
Doctor (title)
https://en.wikipedia.org/wiki/Doctor_(title)